RESENSI: STRAWBERRY CHEESECAKE BY AYUWIDYA

29921586

Judul Buku: Strawberry Cheesecake

Penulis: Ayuwidya

Penerbit: Bentang Pustaka

Tahun Terbit: 2016

Tebal: 304 hlm

ISBN: 978-602-291-138-8

Available At: bukupedia.com

Selama menjadi artis terkenal, tantangan kali ini benar-benar mengusik Alana. Demi menarik simpati pujaan hatinya, Alana menerima tantangan itu. Reality Show membuat kue! Di sinilah petaka dimulai. Alana bisa melakukan apa pun, kecuali memasak! Kalau bukan karena Aidan, mana mungkin ia bersusah-susah melakukan ini.

Ia terpaksa berbohong di depan kamera, pura-pura mahir. Adonan menjijikkan, kue bantat, dekorasi mengerikan adalah hasil karya Alana selama proses syuting. Alana takjub dengan kemampuan Regan membuat kue. Karenanya, Alana membujuk Regan habis-habisan untuk mengajarinya.

Meski Regan galak dan menyebalkan, Alana terpaksa belajar darinya. Ia benci terlihat bodoh di depan Regan. Dan, yang paling tidak disukai Alana adalah ia benci harus menyangkal tunas-tunas perasaan yang tumbuh di hatinya, untuk Regan.

***

Semua bermula karena strawberry cheesecake.

Alana yang diundang Aidan datang ke apartemennya setelah selesai melakukan pemotretan datang ke toko langganannya untuk membeli strawberry cheesecake. Tapi ia kehabisan dan terpaksa membawa kue yang lain untuk Aidan. Tentu kue itu bukan lagi kue dari toko langganannya, tapi telah berubah menjadi kue buatannya. Dengan mengubah tempat pembungkus kue tadi dengan yang telah disiapkan oleh Alana. Itu semua karena Aidan, cowok yang disukai Alana itu menyukai gadis yang pintar memasak, apalagi membuat kue. Karena itulah Alana melakukan semua ini.

Akan tetapi ketika ia berada di apartemen Aidan ternyata orang lain telah menunggu kehadirannya, yaitu crew dari acara memasak Celebrity Cake Show. Alana ditantang untuk ikut dalam reality show tersebut. Dan Alana terjebak karena kebohongannya kepada Aidan.

“Apakah kamu tahu bagaimana rasanya itu? Melakukan sesuatu yang justru paling kamu benci untuk orang yang kamu cintai?” –Alana (hlm 64)

Acara tersebut membawa Alana bertemu dengan Regan. Cowok yang bertolak belakang dengan dirinya. Regan pandai membuat kue. Demi membuat kue yang enak dan baik, Alana meminta bantuan Regan untuk mengajarinya. Yang ternyata membawa hubungan mereka berdua menjadi lebih baik lagi.

“Regan, segala sesuatu yang terjadi pada kita karena sebuah alasan…dan sesuatu itu pasti akan terjadi pada waktunya. Kita tidak bisa memperlambat atau mempercepatnya.” –Kakek (hlm 141)

Lalu apa yang terjadi dengan Alana dan kue-kue nya itu? Akankah ia sukses melewati reality show tersebut dan membuktikkan keahliannya pada Aidan? Dan bagaimana kelanjutan hubungan Regan dan Alana?

***

“Mitosnya, kalau sepasang kekasih membagi double strawberry kemudian memakan bagian masing-masing, cinta mereka akan abadi.” –Regan (hlm 84)

Stawberry Cheesecake adalah seri Yummy-Lit lainnya yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka selain Déessert yang telah dibahas sebelumnya (review bisa di cek disini). Dan novel ini merupakan novel pertama Ayuwidya yang saya baca. Secara keseluruhan, saya menyukai isi bukunya. Pengalaman pertama yang baik berkenalan dengan karya Ayuwidya ini. Kisahnya dibuat simple. Tidak terlalu berat. Saya cukup menyukai ide cerita nya ini. Dalam menyampaikan ceritanya dilakukan secara bergantian. Cerita diambil dari dua POV yang berbeda, Alana dan Regan mengambil peran dalam membagikan kisah dalam buku ini.

Untuk karakter favorit, saya memberikannya dengan senang hati untuk Alana. Karena menurut saya yang membuat buku ini menjadi hidup adalah Alana. Dengan karakternya yang dibuat penulis Alana mampu membuat saya tersenyum dan tertawa melihat kelakuannya ini. Penggambaran karakter Alana juga sukses sekali menurut saya. Saya sangat menyukai bagian-bagian dimana Alana memperlihatkan karakternya, apalagi saat mengikuti acara reality show tersebut. Saat Alana sedang membuat kue itu bagian terlucu. Misalnya bagian saat Alana yang tidak sabar menunggu di depan api yang panas akhirnya malah membesarkan apinya agar cepat matang ataubagian dia mengenakan jaket pink kucing nya yang membuat Regan kaget sampai-sampai menyebut Alana seorang siluman kucing. Lucu sekali, hehehe…

“Kamu bilang, kalau aku pergi berarti aku ninggalin kamu sendirian dalam kebohongan. Kamu bikin aku kayak orang jahat dengan kata-kata itu. Jadi, aku kembali. Aku sudah tahu bagaimana rasanya hidup dalam kebohongan dan akan lebih menyakitkan lagi kalau sendirian. Aku nggak tega kamu mengalami hal seperti itu.” –Regan (hlm 159)

Sedangkan untuk karakter lainnya menurut saya tidak tergambar begitu jelas. Kehadirannya dalam cerita tidak terasa, malah sebaiknya ditiadakan saja, saya hampir berpikiran seperti itu. Bahkan untuk Regan yang seharusnya mengambil peran karakter utama pria dalam buku ini pun kalah dari Alana. Karakternya tidak begitu terasa dan kehadirannya kurang greget. Aidan dan Belinda juga kurang.

Untuk segi cerita, saya menyukai isi cerita dalam buku ini ketika sedang bersetting di Bandung. Banyak moment-moment yang saya sukai disana. Saya juga suka cerita-cerita ketika Alana dan Regan bersama. Hal-hal yang mereka lakukan itu berhasil membuat saya senyum-senyum, apalagi kalau sudah ditambah dengan kemunculan sifat Alana. Akan tetapi terkadang menurut saya ceritanya terlalu instan, kurang adanya proses. Seperti Regan yang tiba-tiba diperbolehkan tinggal di rumah Alana, kasus ayah Regan, lalu hubungan Alana dan Aidan yang terlalu cepat.

Hal lainnya yang saya sukai dalam buku ini adalah penggambungan cerita dan masak-memasaknya. Tidak terlihat seperti dipaksakan, semuanya terlihat menyatu. Penggambaran kegiatan memasaknya pun dibuat dengan baik, tidak hanya seperti tempelan dan seperti membaca buku resep. Jadi saya menikmatinya, nilai plus untuk buku ini. Dan selera humor penulis. 4 bintang buat humor yang disediakan dalam buku ini. Humor-humor yang diselipkan tidak ada yang garing, semuanya sukses membuat saya tetawa dan nyengir-nyengir bacanya XD

Overall saya menikmati buku ini. Cukup membuat saya kepengen mencicipi kue nya Regan, karena penulisan bagian saat-saat Regan memasak kuenya terlihat sangat enak. Jadi lapar ketika membaca bagian-bagian dimana Regan sedang memasak hehe….

3.5 bintang untuk kue Regan!

“Aku nggak suka disuruh menyerah, apalagi ada yang meremehkan kemampuanku.” –Alana (hal 75)

“Untukku, memasak, membuat cake, bukan hanya sekedar mencampur bahan-bahan supaya bisa dimakan. Bagiku memasak adalah membahagiakan orang lain. makanan yang enak bisa bikin bahagia. Lebih dari itu, memasak adalah sebuah kejujuran.” –Regan (hlm 88-89)

 

Regards,

Twins F

Leave a comment